Iklan

Minggu, 13 Juli 2014

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG MATERI KELAS XII IPS



SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)

URAIAN
Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan
dagang dan penutupan siklus akuntansi perusahaan
dagang.
• Jurnal khusus
• Posting dari jurnal khusus ke buku besar  utama dan pembantu
• Siklus akuntansi perusahaan dagang
• Harga pokok penjualan
• Laporan keuangan perusahaan
  dagang
• Jurnal Penutup
• Jurnal Pembalik

A.    PENGERTIAN PERUSAHAAN DAGANG
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dibidang membeli barang dagangan dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (laba).
Sedangkan barang dagangan (merchandise inventory) adalah barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali.  Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dagangan tanpa merubah barang.
B.     PERBEDAAN ANTARA PERUSAHAAN DAGANG DAN PERUSAHAAN JASA.
No
Ditinjau dari segi
Perusahaan dagang
Perusahaan Jasa
1
Kegiatannya
Membeli dan menjual barang dagangan
Memberikan pelayanan jasa
2
Pendapatannya
Hasil penjualan barang dagang
Hasil penjualan jasa
3
Bahan operasionalnya
Beban penjualan dan beban administrasi umum
Beban usaha dan beban luar usaha

C.    AKUN – AKUN KHUSUS YANG DIJUMPAI DALAM PERUSAHAAN DAGANG
Dalam perusahaan dagang,  akun-akun yang biasanya dijumpai antara lain :
  1. Akun Pembelian  adalah akun yang digunakan untuk membeli barang dagangan baik secara tunai maupun secara kredit.
  2. Akun Penjualan  adalah akun yang digunakan untuk menjual barang dagangan baik secara tunai maupun secara kredit.
  3. Akun Retur pembelian dan pengurangan harga adalah akun untuk mengembalikan sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
  4. Akun Retur penjualan dan pengurangan harga adalah akun untuk menerima kembali sebagian barang yang telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
  5. Akun  Utang dagang adalah akun untuk mencatat timbulnya utang dagang dan pelunasan  kewajiban atas pembelian secara kredit.
  6. Akun Piutang dagang adalah akun untuk mencatat timbulnya piutang dagang dan penerimaan  pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
  7. Akun Potongan pembelian adalah akun untuk mencatat potongan yang diterima pembeli karena melunasi utang dalam masa potongan.
  8. Akun Potongan penjualan adalah akun untuk mencatat potongan yang diberikan oleh penjual karena menerima pelunasan piutang dalam masa potongan
  9. Akun Beban angkut pembelian adalah akun untuk mencatat timbulnya beban angkut yang ditanggung pembeli.
  10. Akun Beban angkut penjualan adalah akun untuk mencatat beban angkut untuk mengirim barang yang ditanggung oleh penjual.
D.    SYARAT PENYERAHAN BARANG DAN SYARAT PEMBAYARAN BARANG

Barang dagangan yang diserahkan kepada pembeli atau konsumen dapat dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut :
  1. FOB Shipping Point (franco gudang penjual) artinya beban angkut barang sejak dari gudang penjualan sampai dengan gudang pembelian menjadi tanggungjawab pembeli.
  2. FOB Distinationt Point (franco gudang pembeli) artinya beban angkutan barang sejak dari gudang sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggungjawab penjual.
Sedangkan syarat pembayaran barang dapat dilakukan sebagai berikut :
  1. Tunai atau kontan artinya pembayaran dilakukan saat terjadi transaksi.
  2. n/30 artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah terjadinya transaksi.
  3. n/EOM (End of Month) artinya pembayaran dilakukan paling lambat akhir bulan.
  4. n/10 EOM artinya pembayaran dilakukan paling lambat 10 hari setelah akhir bulan.
  5. 2/10,n/30 artinya bila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari atau kurang setelah tanggal transaksi, terdapat potongan 2%, jangka waktu kredit 30 hari.

E. PENCATATAN TRANSAKSI DALAM PERUSAHAAN DAGANG.
Ada 2 metode pencatatan traksaksi yang berhubungan dengan perusahaan dagang, yaitu :
  1. Metode phisik atau periodik, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan tidak dilakukan secara kontinve, sehingga persediaan barang dagangan akhirnya dihitung secara fisik yang ada digudang.

Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sebagai berikut :
No
Transaksi
Jurnal Umum
Debet/Kredit
1.
Pembelian barang dagangan
Pembelian                            
Kas / Utang dagang                        
Rp. xxx

                 Rp. xxx
2.
Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli (retur pembelian)
Kas / Utang dagang 
Retur pembelian dan PH                
Rp. xxx

                 Rp. xxx
3.
Penjualan barang dagangan
Kas / Piutang dagang
Penjualan
Rp. xxx

                 Rp. xxx
4.
Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur penjualan)
Retur penjualan dan PH
Kas / Piutang dagang
Rp. xxx

                 Rp. xxx
5.
Pembayaran biaya angkut barang yang dibeli
Beban angkut pembelian
Kas
Rp. xxx

                 Rp. xxx
6.
Pembayaran beban  angkut barang yang dijual
Beban angkut penjualan
Kas
Rp. xxx

                 Rp. xxx
7.
Pembayaran utang dagang tanpa adanya potongan
Utang dagang
Kas
Rp. xxx

                 Rp. xxx
8.
Pembayaran utang dagang dengan adanya potongan
Utang dagang
Kas Potongan
Rp. xxx

                 Rp. xxx
9.
Penerimaan pelunasan  piutang tanpa potongan
Kas

Piutang dagang
Rp. xxx

                 Rp. xxx
10.
Penerimaan pelunasan piutang dengan  potongan
Kas             
Potongan penjualan       
Piutang dagang                               
Rp. xxx

                
                 Rp. xxx

                 Rp. xxx

  1. Metode perpetual atau permanen terus-menerus, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan dilakukan secara kontinve, sehingga bila terjadi pembelian akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan mengurangi persediaan barang dagangan.


Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sebagai berikut :
No
Transaksi
Jurnal Umum
1.
Pembelian barang dagangan
Persediaan barang  dagangan Rp. xxx
Kas / Utang dagang                           Rp. xxx
2.
Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli (retur pembelian)
Kas / Utang dagang              Rp. xxx
Persediaan barang dagangan             Rp. xxx
3.
Penjualan barang dagangan
Kas / Piutang dagang           Rp. xxx
Penjualan                                          Rp. xxx
Harga pokok penjualan         Rp. xxx
Persediaan barang dagangan             Rp. xxx
4.
Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur penjualan)
Retur penjualan dan PH       Rp. xxx
Kas / Piutang dagang                       Rp. xxx
Persediaan barang dagangan   Rp. xxx
Harga pokok penjualan                      Rp. xxx
5.
Pembayaran biaya angkut barang yang dibeli
Persediaan barang dagangan   Rp. xxx
Kas                                                    Rp. xxx
6.
Pembayaran beban  angkut barang yang dijual
Beban angkut penjualan       Rp. xxx
Kas                                                    Rp. xxx
7.
Pembayaran hutang dagang tanpa adanya potongan
Utang dagang                       Rp. xxx
Kas                                                  Rp. xxx
8.
Pembayaran utang dagang dengan adanya potongan
Utang dagang                       Rp. xxx
Kas                                                    Rp. xxx
Persediaan brg dagangan                Rp. xxx
9.
Penerimaan pelunasan  piutang tanpa potongan
Kas                                       Rp. xxx
Piutang dagang                                  Rp. xxx
10.
Penerimaan pelunasan piutang dengan  potongan
Kas                                       Rp. xxx
Potongan penjualan              Rp. xxx
Piutang dagang                                  Rp. xxx



F. JURNAL KHUSUS
Jurnal khususadalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang-ulang, dengan tujuan agara dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Jurnal khusus (Special Journal) yang biasa digunakan dalam akutansi perusahaan dagang ada 4 macam:
  1. Jurnal Penerimaan Kas (JKM), untuk mencatat transaksi penerimaan kas.
  2. Jurnal Pengeluaran Kas (JKK), untuk mencatat transaksi pengeluaran kas.
  3. Jurnal Pembelian (JB), untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan dan aktiva lain secara kredit.
  4. Jurnal penjualan (JP), untuk mencatat transaksi penjualan  barang dagangan secara kredit.
Disamping keempat jurnal khusus tersebut, perusahaan dagang harus tetap mempuyai Jurnal Umum untuk mencatat transaksi yang tidak dapat ditampung dalam jurnal khusus yang tersedia.
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus dapat dilakukan sebagai berikut :
Jurnal Khusus
Pencatatan
Akun didebit
Akun dikredit
Jurnal penerimaan kas
Kas dan Potongan Penjualan
Penjualan, Piutang dagang, Serba-serbi / rekening lain (Pendapatan, Retur pembelian, utang bank dan sebagainya)
    Jurnal pengeluaran kas
Pembelian, Utang dagang, Serba-serbi / rekening lain (Beban, Perlengkapan, Peralatan, retur penjualan dsb)
Kas dan Potongan Pembelian
Jurnal pembelian
Pembelian, Serba-serbi / rekening lain (Perlengkapan, Peralatan dan aktiva lainnya)
Utang dagang
Jurnal penjualan
Piutang dagang
Penjualan
Jurnal umum / memorial
Utang dagang, Retur penjualan, dan Akun lain yang perlu didebit
Piutang dagang, Retur pembelian dan Akun lain yang perlu dikredit



G. BUKU BESAR PEMBANTU
Buku besar pembantu merupakan pencatatan secara rinci nama–nama pelanggan beserta jumlahnya. Selanjutnya buku besar utama merupakan perkiraan kontrol atau perkiraan pengendali dan buku besar pembantu merupakan rincian dari perkiraan kontrol. Bentuk buku pembantu sama dengan bentuk buku besar utama.
Terdapat tiga macam buku besar pembantu dalam perusahaan dagang, antara lain  :
  1. Buku besar pembantu piutang, adalah buku tempat mencatat rincian piutang perusahaan menurut nama pelanggan atau debitur. Sumber pencatatan buku pembantu piutang berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan piutang dan dapat berasal dari Jurnal Penjualan, Jurnal Umum dan Jurnal Penerimaan Kas
  2. Buku besar pembantu utang, adalah buku tempat mencatat rincian utang perusahaan menurut nama kreditur. Sumber pencatatan buku pembantu utang berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan utang dan dapat berasal dari Jurnal Penmbelian, Jurnal Umum dan Jurnal Pengeluaran Kas
  3. Buku besar pembantu persediaan, adalah buku tempat mencatat secara rinci persediaan barang dagangan, baik jenis, jumlah, harga per unit, maupun harga pokok secara keseluruhan. Sumber pencatatan buku pembantu persediaan berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dan dapat berasal dari Jurnal Penjualan, Jurnal pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, Jurnal Pengeluaran Kas dan Jurnal Umum

H.  JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG
       Untuk menyusun jurnal penyesuaian perusahaan dagang sama dengan penyusunan jurnal penyesuaian perusahaan jasa, hanya dalam perusahaan dagang masih terdapat jurnal penyesuaian untuk Persediaan Barang Dagangan, yang dapat disusun sebagai berikut :




No
Macam Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian




a.
 Pemakaian perlengkapan  (Jumlah yang disesuai -
 Beban perlengkapan
Rp. xxx



kan adalah jumlah yang terpakai)
 Perlengkapan

 Rp. xxx

b.
 Piutang pendapatan/pendapatan yang masih harus diterima
          Piutang ……
 Rp. xxx



 Pendapatan …..

 Rp. xxx

c.
 Utang beban/beban yang masih harus dibayar
       Beban .… ..
 Rp. xxx




 Utang .……

 Rp. xxx

d.
 Utang pendapatan/pendapatan diterima di muka





 1)  Saat penerimaan dicatat sebagai utang (jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang sudah terlampaui)
 …. diterima di muka
 Rp. xxx



              Pendapatan .…

 Rp. xxx


 2)  Saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan  (jumlah yang disesuaikan adalah jumlah yang belum terlampaui)
 Pendapatan .…
 Rp. xxx



          …. diterima di muka

 Rp. xxx

e.
 Beban dibayar di muka





 1)  Saat pembayaran dicatat sebagai harta (jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang sudah  terlampaui)
 Beban .…
 Rp. xxx



 …. dibayar di muka

 Rp. xxx


 2)  Saat pembayaran dicatat sebagai beban (jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah yang belum terlampaui)
 …. dibayar di muka
 Rp. xxx



 Beban .…

 Rp. xxx

f.
 Kerugian piutang/piutang yang tidak tertagih
Beban kerugian piutang
 Rp. xxx




   Cadangan kerugian piutang

 Rp. xxx

g.
 Penyusutan aktiva tetap
 Beban penyusutan AT
 Rp. xxx




 Akumulasi penyusutan AT

 Rp. xxx

h.
Persediaan Barang Dagangan





 1)  Metode/Pendekatan  Ikhtisar L/R
 Ikhtisar L/R
 Rp. xxx




 Persed.barang dagangan (awal)
 Rp. xxx



Persed.barang dagangan (akhir)
 Rp. xxx




 Ikhtisar L/R

 Rp. xxx


 2)  Metode/Pendekatan  Harga pokok penjualan
 Harga pokok penjualan
 Rp. xxx




           Persed.barang dagangan (awal)
 Rp. xxx



                Pembelian

 Rp. xxx



 Beban angkut pembelian

   Rp. xxx



 Persed.barang dagangan (akhir)
 Rp. xxx




 Retur pembelian dan PH
 Rp. xxx




           Potongan pembelian
 Rp. xxx




 Harga pokok penjualan

 Rp. xxx












I.  KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG UNTUK AKUN IKHTISAR R/L DAN AKUN HARGA POKOK PENJUALAN

Salah satu dari jurnal penyesuaian adalah jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagangan.  Untuk membuat jurnal penyesuaian dapat menggunakan dua metode, yaitu metode ikhtisar laba/rugi dan metode harga pokok penjualan, maka dalam pencatatannya dapat dikemukakan sebagai berikut :

  1. a.      Untuk Akun Ikhtisar Laba/Rugi
Jumlah akun ikhtisar laba/rugi pada kolom ayat penyesuaian harus dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit (tersendiri) dan sebelah kredit (tersendiri) sesuai dengan jumlahnya masing–masing.
Nama Perkiraan
NS
AP
NSD
L/R
Neraca
D
K
D
K
D
K
D
K
D
K
Ikhtisar laba/rugi
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx

b.    Untuk Akun Harga Pokok Penjualan
Jumlah akun harga pokok penjualan sebelah debit dan kredir pada kolom ayat penyesuaian,   dicari selisihnya.  Selisih (saldo) tersebut dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit.
Nama Perkiraan
NS
AP
NSD
L/R
Neraca
D
K
D
K
D
K
D
K
D
K
Harga pokok penj.
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx

J.  LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG
Laporan keungan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan.  Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya laporan keuangan meliputi laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.
Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir
periode akuntansi.
Penyajian laporan laba/rugi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tahap langsung (single step) dan bentuk bertahap (multiple step).
Penyajian laporan laba/rugi secara singkat sebagai berikut :




PD ________________________
Laporan laba/Rugi 
untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 200___
—————————————————————————————————–
Penjualan                                                                               Rp…………….
Retur penjualan dan Potongan penjualan                         Rp …………… -
            Penjualan bersih                                                       Rp ……………
Harga Pokok Penjualan                                                                   Rp …………. -
Laba kotor                                                                             Rp ……………
Beban Usaha (Beban penjualan & Beban admi. dan umum)       Rp …………… -
Laba usaha                                                                            Rp ……………
Pendapatan di luar usaha                                                    Rp …………… +
                                                                                                Rp ……………
Beban di luar usaha                                                              Rp …………… -
Laba bersih sebelum pajak                                                  Rp ……………
Pajak penghasilan                                                                 Rp …………… -
Laba bersih setelah pajak                                        Rp ……………
                                                                                                            ===========
Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal.  Hal-hal yang diperhitungkan dalam penyusunan laporan perubahan modal adalah sebagai berikut

  1. Besar modal awal periode
  2. Besar laba atau rugi usaha
  3. Besar pengambilan pribadi pemilik atau prive
  4. Besar investasi tambahan dari pemilik
  5. Besar modal akhir periode
Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan, persekutuan, atau firma, sedangkan untuk perusahaan berbentuk perseorangan terbatas (PT) istilahnya adalah laporan laba ditahan atau Return Earning Statement.
Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode, yaitu laporan tentang besarnya harta, utang, dan modal perusahaan.  Penyusunan laporan necara pada perusahaan dagang caranya sama seperti menyusun laporan neraca dalam perusahaan jasa dan disusun sesuai dengan tingkat likuiditasnya
            Ada dua cara menghitung Laba / Rugi dalam Akuntansi :
  Pendapatan terdiri dari :
  1. Penjualan
  2. Pendapatan lain-lain
Beban terdiri dari :
  1. Retur penjualan dan Potongan penjualan
  2. Harga pokok penjualan
  3. Beban penjualan
  4. Beban administrasi
  5. Beban lain-lain
  6. Pajak penghasilan
    1. Laba / Rugi = Pendapatan – Beban
    2. Dari laporan perubahan modal :

Modal awal                  Rp ……………
Laba bersih                 Rp …………… +
Rp ……………
Prive pemilik               Rp ……………
Modal akhir                 Rp ……………
==========

K.  PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN  (Cost of Goods Sold)
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) adalah harga pokok dari barang-barang yang telah laku dijual selama periode tertentu.
Dalam menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan unsur-unsurnya :
  1. Persediaan Barang Dagangan awal (+)
  2. Pembelian (+)
  3. Beban angkut pembelian (+)
  4. Retur pembelian dan Pengurangan harga (–)
  5. Potongan pembelian (–)
  6. Persediaan Barang Dagangan akhir (–)
Contoh :
Diketahui data akuntansi per 31 Desember 2007 sebagai berikut :
Persediaan barang dagangan (awal)Rp 15.000.000,00
Pembelian                                            Rp 75.000.000,00
Retur pembelian dan PH                   Rp   1.500.000,00
Potongan pembelian                          Rp   2.500.000,00
Beban angkut pembelian                  Rp   1.000.000,00
Persediaan barang dagangan (akhir)Rp 12.500.000,00
Diminta : Hitunglah besarnya HPP !


Jawab :
Persediaan barang dagangan (awal)Rp 15.000.000,00 (+)
Pembelian                                            Rp 75.000.000,00 (+)
Retur pembelian dan PH                   Rp   1.500.000,00 (–)
Potongan pembelian                          Rp   2.500.000,00 (–)
Beban angkut pembelian                  Rp   1.000.000,00 (+)
Persediaan barang dag. (akhir)       Rp  12.500.000,00 ()
Harga Pokok Penjualan                     Rp 74.500.000,00
===============



L.  JURNAL PENUTUP (CLOSING ENTRY)
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal untuk mengenolkan saldo perkiraan sementara, jika perusahaan ingin mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode.  Sumber penyusunan ayat jurnal penutup berasal dari kertas kerja kolom rugi–laba.
Prosedur penyusunan jurnal penutup dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
Menutup akun
Jurnal Penutup
1. Pendapatan
Pendapatan
         Ikhtisar L/R
Rp xxx

Rp xxx
2. Beban
Ikhtisar L/R
         Beban-beban
Rp xxx

Rp xxx
3. Ikhtisar Laba Rugi jika diperoleh
    Laba
  Laba diperoleh apabila Ikhtisar L/R
K > D
Ikhtisar L/R
         Modal pemilik
      Rp
     xxx

Rp xxx
4. Ikhtisar Laba Rugi jika diderita rugi
    Laba diperoleh apabila Ikhtisar L/R
D > K
  Modal pemilik
         Ikhtisar L/R
Rp xxx

Rp xxx
5. Pengambilan prive
        Modal pemilik
         Prive pemilik
Rp xxx

Rp xxx

M.  JURNAL PEMBALIK
Jurnal Pembalik (Reversing Entry) adalah jurnal kebalikan dari jurnal penyesuaian yang dilakukan pada awal periode berikutnya.  Akan tetap tidak berarti semua jurnal penyesuaian dilakukan penyusunan jurnal pembalik. Bentuk Jurnal penyesuaian yang dibuat jurnal pembalik sebagai berikut :


Jurnal penyesuaian tentang
Bentuk Jurnal penyesuaian
Jurnal pembalik yang dibuat
1.   Utang beban
Beban ……..                   Rp xxx
          Utang ………        Rp xxx
Utang ……….                  Rp xxx
          Beban ……….        Rp xxx
2.   Piutang pendapatan
Piutang …….                  Rp xxx
          Pendapatan ……   Rp xxx
Pendapatan….. ….            Rp xxx
          Piutang  ………       Rp xxx
3. Beban dibayar di muka saat membayar  dicatat sebagai beban
 dibayar di muka............  Rp xxx
          Beban ………        Rp xxx
Beban….. …..                  Rp xxx
dibayar di muka.........      Rp xxx
4. Pendapatan diterima
di muka saat Menerima
dicatat sebagai
pendapatan
Pendapatan ………         Rp xxx
diterima di muka.....        Rp xxx
diterima di muka.........     Rp xxx
          Pendapatan ……    Rp xxx